JAKARTA, bisniswisata.co.id: EasyJet, maskapai penerbangan bertarif murah asal Inggris, bertekad mengurangi emisi karbon di setiap penerbangannya. Upaya hijaunya ini dikatakan tidak berdampak pada kantong penumpang.
EasyJet menghadapi banyak tekanan yang meminta maskapai untuk mengurangi emisi karbon dari pesawat-pesawatnya. Beberapa kelompok masyarakat bahkan menyerukan untuk berhenti menggunakan pesawat dalam upaya mengurangi dampak perjalanan udara terhadap lingkungan.
Adalah Greta Thunberg, gadis berusia 16 tahun dari Swedia yang menggagas aksi tersebut. Thunberg menjadi berita utama lantaran aksinya yang kontroversial. September lalu, ia pergi ke AS untuk menyampaikan pidatonya di KTT Aksi Iklim PBB. Namun, dia menolak menggunakan pesawat dengan alasan emisi karbon yang dihasilkan pesawat.
Thunberg akhirnya tiba di New York dengan kapal pesiar bebas emisi untuk menghadiri acara tersebut. Cara yang sama juga ia lakukan saat kembali ke Eropa. Thunberg harus meminta bantuan untuk mendapatkan tumpangan kapal pesiar.
Rencana EasyJet menjadi maskapai besar pertama dengan penerbangan bebas emisi karbon diumumkan dalam sebuah pernyataan, Selasa (19/11/2019). Upaya yang bakal menelan biaya US$32,4 juta (£25 juta) per tahun itu dimulai sejak keputusan diumumkan.
Dana sebesar itu akan dihabiskan untuk proyek-proyek menghilangkan CO2 dari udara, seperti menanam pohon, melindungi hutan dari deforestasi, serta inisiatif penggunaan tenaga surya dan angin.
EasyJet ingin memastikan bahwa proyek-proyek tersebut dapat membantu mengeluarkan karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya dari atmosfer. Meski begitu, maskapai berbiaya rendah ini berjanji tidak akan mengubah pelayanannya, termasuk tarif tiket dan kinerja pesawat.
“Kami mengakui upaya penyeimbangan hanya langkah sementara sampai teknologi lain tersedia untuk mengurangi emisi karbon saat terbang. Tetapi kami ingin melakukan sesuatu sekarang,” kata CEO EasyJet Johan Lundgren, dikutip RT, Kamis (21/11/2019).
Bersamaan dengan pengumuman itu, EasyJet mempresentasikan laporan keuangan tahunannya. Laba perusahaan sebelum pajak untuk tahun ini sebesar £427 juta atau sekitar US$552,5 juta. Meski laba setahun ini lebih tinggi dari yang diharapkan, namun 26 persen lebih rendah dari tahun lalu karena biaya bahan bakarnya lebih tinggi.
Menurut The Guardian, aksi EasyJet tersebut mendahului maskapai-maskapai rivalnya, termasuk British Airways, anak perusahaan IAG. Bulan lalu, perusahaan ini berjanji akan menjadi maskapai yang netral-carbon pada 2050 dan akan memulai dari penerbangan domestiknya tahun depan. (ndy/warta ekonomi)