HANOI, bisniswisata.co.id: The Institute of South Asian, West Asian and African Studies (ISAWAAS)) atau Institut Studi Asia Selatan, Asia Barat dan Afrika di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan Sosial Vietnam (VASS) menyelenggarakan Hari Buka Puasa Bahagia di Hanoi pada tanggal 3 April, mempertemukan perwakilan kedutaan besar negara-negara Muslim di Vietnam .
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan saling pengertian antara Vietnam dan negara-negara Muslim sepwrti dilansir dari en.vietnamplus.vn, buka puasa adalah makan malam berbuka puasa umat Islam di bulan Ramadhan.
Ini adalah waktu paling suci bagi umat Islam, yang jatuh pada bulan ke-9 kalender lunar Islam, atau antara bulan Maret dan Juni setiap tahunnya. Selama bulan ini, umat Islam menjalankan dua kali makan utama setiap hari, termasuk Sahur dan Buka Puasa.
Ini adalah tahun ketiga berturut-turut ISAWAAS menyelenggarakan acara Buka Puasa, membantu mempopulerkan nilai-nilai kemanusiaan umat Islam, memperkuat pertukaran budaya dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan budaya Islam, Buka Puasa, dan praktik Halal.
Menurut Direktur ISAWAAS Prof. Le Phuoc Minh, dalam konteks integrasi dan pembangunan ekonomi internasional yang luas, pertukaran budaya antar negara perlu dipupuk untuk meningkatkan pemahaman dan persahabatan, menuju hasil positif dalam kerja sama multilateral.
Budaya Islam dengan ciri khasnya, khususnya buka puasa di bulan Ramadhan, tidak hanya sekedar indahnya cinta, kasih sayang, berbagi, memaafkan, dan tidak membeda-bedakan si kaya dan si miskin, tapi juga mencerminkan keteguhan hati umat Islam, tegasnya.
Minh menggarisbawahi perlunya masyarakat Vietnam untuk lebih memahami budaya Islam pada umumnya, dan praktik buka puasa dan Ramadhan pada khususnya, sehingga meningkatkan hubungan dengan negara-negara Muslim dan membuka pasar Halal yang menjanjikan.
Duta Besar Maroko untuk Vietnam Jamale Chouaibi sangat mengapresiasi inisiatif penyelenggaraan Hari Buka Puasa ini, dan mengatakan bahwa hal ini menunjukkan kepatuhan Vietnam terhadap prinsip-prinsip toleransi, hidup berdampingan secara damai, dan saling menghormati antar umat beragama serta tekad negara Asia Tenggara untuk memperkuat dan melestarikan kehidupan sosial.