NEWS

Walt Disney PHK 28 Ribu Pegawai Akibat Pandemi COVID-19

        Walt Disney PHK 28 ribu karyawan (foto: BBC)

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Walt Disney Company akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 28 ribu karyawannya, demikian disampaikan perusahaan secara tertulis seperti dilansir dari Reuters

Keputusan diambil karena perusahaan pengelola taman hiburan terbesar di dunia ini mengaku kesulitan seiring minimnya pengunjung dan penutupan sejumlah fasilitas selama pandemi virus corona. 

PHK ini mencakup level eksekutif hingga staf divisi taman hiburan, aktor pertunjukan dan  segmen produk berbagai tingkatan. Sekitar dua pertiga dari karyawan yang di PHK merupakan pekerja paruh waktu.

Disneyland telah menutup operasional seluruh taman hiburannya yang tersebar di sejumlah negara sejak wabah virus corona merebak awal tahun ini, tepatnya Maret 2020. Meski kemudian secara perlahan Disneyland di Amerika Serikat kembali dibuka, namun perusahaan terpaksa membatasi jumlah pengunjung demi mematuhi aturan jaga jarak sosial. Apalagi sejumlah negara bagian di AS memberlakukan kebijakan karantina wilayah atau lockdown.

 “Kami telah membuat keputusan yang sangat sulit untuk memulai proses pengurangan tenaga kerja kami di divisi taman hiburan dan produk layanan kami di seluruh tingkatan,” kata kepala unit usaha taman hiburan Disneyland, Josh D’Amaro.  

Dalam pernyataan kepada karyawannya, D’Amaro menyebut keputusan itu menyedihkan. Manajemen sudah berupaya menghindari PHK dengan memangkas biaya, menunda proyek dan merampingkan biaya operasional.

Perusahaan juga menyebut terus membayar tunjangan kesehatan bagi 48 ribu karyawannya yang diberikan cuti sejak April. Sehingga, perusahaan memutuskan tidak dapat beroperasi dengan full staf di tengah keterbatasan saat ini. 

“Meski keputusan ini memilukan hati, ini adalah satu-satunya opsi yang kami punya mengingat dampak berkepanjangan Covid-19 pada bisnis perusahaan,” kata D’Amaro.

Pariwisata adalah sektor pertama yang paling terdampak wabah COVID-19. Banyak negara di dunia terpaksa menutup diri demi menghambat penyebaran virus yang menyerang saluran pernafasan ini.

Dalam laporan Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) per 1 September 2020, sejumlah destinasi di tiap region masih ditutup untuk pariwisata internasional. Asia merupakan region yang paling banyak menutup destinasinya. 

Sebanyak 28 destinasi atau 61% dari total destinasi di Asia masih melakukan pembatasan wilayah. Sebaliknya, Eropa adalah region yang mulai mencabut status pembatasan wilayah.

Hanya sembilan destinasi atau 17% dari total destinasi di Eropa yang masih ditutup. Secara global, 51 tempat atau 23% dari total destinasi telah melakukan pembatasan selama 30 minggu. Sebanyak 27 di antaranya masih menutup perbatasannya.

 

 

 

Rin Hindryati