BAHARI

BMKG: Gelombang Tinggi, Wisatawan Diminta Hati-hati

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menghimbau kepada masyarakat maupun wisatawan yang berwisata bahari baik diving, snorkling, fishing maupun swimming untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi 1,25 hingga 6 meter, yang berpeluang menyambangi sejumlah perairan Indonesia dalam beberapa hari kedepan pada tanggal 27 hingga 30 Juni 2019.

Peningkatan gelombang tinggi terjadi menyusul adanya pola sirkulasi angin di Samudera Hindia barat Kep. Mentawai dan pusat tekanan rendah 1008 hPa di Samudra Pasifik utara Papua. Pola angin di wilayah utara ekuator umumnya dari Tenggara – Barat Daya dengan kecepatan 4 – 25 knot, sedangkan di wilayah selatan ekuator umumnya dari Timur – Tenggara dengan kecepatan 4 – 25 knot.

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Untuk itu, BMKG selalu mengimbau kepada masyarakat dan nelayan agar waspada.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Selat Karimata, dan Laut Arafuru. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

Gelombang tinggi 1,25 hingga 2,5 meter disebut dapat membahayakan perahu nelayan dan kapal tongkang. Perahu nelayan diimbau waspada jika kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Sementara kapal tongkang diharapkan waspada jika kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.

Gelombang setinggi ini berpotensi terjadi wilayah berikut.
Peta gelombang tinggi wilayah Indonesia. Warna hijau menunjukkan potensi gelombang tinggi 1,25-1,5 meter, warna kuning gelombang 1,5-2 meter, dan kuning tua 2-2,5 meter. ( Dok. BMKG via www.bmkg.go.id)

Wilayah barat: Selat Malaka bagian utara, Perairan Timur P. Simeulue hingga Kep. Mentawai, Selat Ombai, Perairan Kep. Anambas, Natuna, Laut Natuna Utara dan Laut Natuna, Perairan Utara Pangkal Pinang, Perairan Timur Kep. Bintan Hingga Lingga, Selat Karimata dan Selat Gelasa, Laut Jawa, Perairan Utara Jepara hingga Kep. Kangean, Perairan Selatan Kalimantan, dan Perairan Kotabaru hingga Balikpapan.

Wilayah tengah: Selat Lombok bagian utara, Laut Sumbawa dan Laut Bali, Selat Makassar, Perairan Kep. Selayar bagian barat – Sabalana, Teluk Tolo, Perairan Kep. Baubau – Wakatobi, Perairan Manui – Kendari, Perairan Selatan Kep. Banggai – Sula, Laut Flores, Laut Seram dan Laut Banda, Perairan Selatan Ambon, Perairan Kep. Letti hingga Tanimbar, Perairan Kep. Kei hingga Aru, Juga Perairan Fakfak – Kaimana, Perairan Amamapere – Agats, Laut Sulawesi bagian barat, Perairan Kep. Sangihe – Talaud, Perairan Timur Bitung, dan Perairan Selatan Sulawesi Utara.

Wilayah Timur: Laut Maluku dan Laut Halmahera, Perairan Kep. Halmahera, Perairan Raja Ampat – Sorong, Perairan P. Biak hingga Jayapura, Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua.

Gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter, juga berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia. Kapal ferry diharapkan waspada paad kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.

Wilayah tersebut adalah: Perairan Utara Sabang, Perairan Sabang – Banda Aceh, Perairan Barat Aceh hingga Kep. Nias, Samudera Hindia barat Aceh, Perairan Selatan P. Sawu – P. Rotte, Selat Sumba bagian barat, Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu, Laut Timor selatan NTT, dan Laut Arafuru.

BMKG juga mengimbau kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar waspada jika kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter. Gelombang tinggi dengan potensi 4 hingga 6 meter, terjadi di: Perairan Barat Kep. Mentawai, Perairan Bengkulu – P. Enggano, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia barat Kep. Nias hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan Selatan Jawa hingga Sumba, Selat Bali – Lombok – Alas bagian selatan, serta Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTT. (NDY)

Endy Poerwanto